Thanks for comin' here buddies, keep reading P'bee online... with love: Na' Elt-Zahra :)

Selasa, 07 Agustus 2012

Morning sickness is killin' me :(

Sudah sebulan lebih sejak terakhir kali saya memposting tulisan di P’bee online. Waktu selama itu memang benar-benar penuh kejutan buat saya, tentu saja segala kejutan yang terkait dengan kehamilan saya yang masih di bulan-bulan muda alias trimester pertama (1-3 bulan).
Pertama kali mengetahui bahwa ada mahluk lucu yang menghuni rahim saya, saat itu sama sekali belum ada tanda-tanda serius yang saya rasakan. Paling-paling hanya perasaan cepat lelah, mudah mengantuk, dan frekuensi tidur yang bertambah. Selebihnya, normal-normal saja.
Tapi setelah usia kandungan saya sekitar 6 minggu, barulah tampak keanehan-keanehan yang terjadi pada diri saya. Jujur, sebelumnya saya sangat tidak percaya dengan fenomena 'NGIDAM'.
Saya rasa, mereka yang mengaku mual-mual, menginginkan makanan yang tak biasa, atau malah berlaku aneh hanyalah perilaku untuk mencari perhatian suaminya, atau orang disekitarnya karena keinginan untuk dimanja misalnya… :p
Tapi ternyata pikiran buruk itu justru menjadi boomerang untuk diri saya. Segala tetek bengek perilaku aneh orang ngidam itu justru saya rasakan semuanya, bahkan lebih parah dari apa yang saya perkirakan.

Morning sickness. Istilah itu sudah tidak asing ditelinga saya, bahkan jauh sebelum saya menikah. Orang yang menciptakan istilah itu pasti bukan tanpa alasan memberi nama bagi penyakit yang dirasakan hampir setiap ibu hamil tsb. Ternyata gejala morning sickness itu bukan isapan jempol, karena setiap pagi saya merasakan mual-mual yang teramat sangat, bahkan sering kali disertai dengan muntah-muntah.
Tidak hanya sampai disitu, hampir semua makanan favorit saya justru menjadi penyebab rasa mual itu kambuh, jadilah setiap hari saya harus mencari makanan apapun yang sekiranya bisa berdamai dengan bayi mungil saya didalam sana.
Saya juga tidak tahan dengan aroma-aroma bumbu dapur, bahan makanan yg tersimpan di lemari es, pembersih lantai, shampoo, hand soap, bahkan perfume yang biasa saya gunakan. Saya juga bisa mual setengah mati saat mencium aroma wangi suami saya sesaat setelah dia mandi. Ahhh, hampir semua bagian yang terdapat didalam rumah rasanya membuat saya mual. Walhasil, saya harus mengenakan masker didalam rumah saya sendiri, dan membuka pintu selebar-lebarnya agar udara luar bisa masuk leluasa.
Sehingga untuk mengatasinya adalah: keluar rumah selama yang saya bisa. Beruntung jika hari itu Ka Yahya sedang libur, dia bisa membawa saya pergi keluar rumah sampai sore bahkan malam tiba. Sialnya saat saya harus sendirian di rumah karena Ka Yahya pergi ke kantor atau ada urusan diluar, saya harus mengatasi rasa mual itu sendirian. Maka yang saya lakukan setiap pagi adalah: keluar rumah selama yang saya bisa sampai Ka Yahya kembali.
Tadinya saya menghabiskan waktu ditempat makan, tapi duduk terlalu lama disana membuat saya tidak enak hati juga kpd pemilik warung makan. Setelah berpikir keras, rasanya tak ada tempat senyaman dan sedamai Masjid. Ya, setelah makan saya duduk-duduk di masjid yang letaknya cukup jauh dari rumah sampai Ka Yahya datang menjemput. Untuk menunggu waktu Dzuhur & Ashar tiba, biasanya saya membaca buku, majalah, atau Al-Qur’an, atau sesekali saya ngemil sambil menonton anak-anak bermain baseball di halaman masjid. Ya, saya membawa majalah/buku bacaan dan berbagai camilan sebagai bekal… :D
Selama lebih dari satu bulan itu juga saya menghindari dapur. Untuk menginjak lantai dapur saja rasanya perut ini tak mau kompromi, apalagi untuk memasak berbagai menu masakan seperti biasa. Ka Yahyalah yang jadi korban, ia harus rela makan diluar selama keluhan morning sickness saya belum mereda (padahal dia anti makan makanan luar). Sesekali dia menitipkan saya dirumah sahabatnya saat saya mual parah, tetapi dia harus berangkat kerja, baru sore harinya dia menjemput saya sepulangnya dari kantor.

Begitu seterusnya hari-hari saya bulan lalu.

Keajaiban tiba justru dibulan Ramadhan. Tadinya saya sangat sedih, membayangkan harus menjalani bulan penuh Maghfirah ini dengan mual-mual dan harus membeli setiap makanan buka sahur diluar.
Tapi dengan izin Allah, saya mulai bisa memasak dan mulai terbiasa dengan aroma-aroma bumbu, pembersih lantai, deodorant Ka Yahya, dan beberapa aroma yang ada dirumah.
Hanya ada sedikit hal yang masih saya hindari aromanya. Mengganti beberapa item seperti shampoo & sabun cair dengan merk lain cukup membantu saya dalam mengatasi mual-mual tak terduga.
Hingga detik ini, diusia kehamilan saya yang sudah hampir berumur 3,5 bulan, rasa mual itu memang kadang datang menyapa, tapi saya sangat bersyukur karena tidak mengganggu kekhusyukan saya dalam beribadah di bulan suci ini. Semoga menjalani bulan Ramadhan dalam keadaan hamil muda memberikan berkah tersendiri bagi diri saya dan janin diperut saya, sehingga menjadikan anak kami kelak menjadi manusia yang shalih, bermanfaat untuk keluarga, negara, dan agamanya, Amiiin yaa Mujiibassaailiiin… :’)
J-co donut favorit sayapun menjadi musuh bebuyutan, bahkan hanya dengan mencium aromanya, bisa membuat saya mual akut :(

4 komentar:

  1. semoga bayi dan ummynya sehat terus ya...
    asiikkk bakal punya ponakan lagi :D

    BalasHapus
  2. semoga bayinya sehat ya ning... lancar sampai nanti melahirkan ;)

    BalasHapus
  3. ningkuuu sayyang.. kulo jg lg harap2 cemas, smg hasilnya positif, menyusul njen :*

    BalasHapus
  4. Azdee@ Amiiiin, maachiii diii...
    Do'ain yah om Azdee, prediksi dokter baby-nya cowok, nanti ajarin savety riding yah ooom, xixixi... :p

    Ning Uswah@ Amiiin ya Rabb... :')
    Ya Allah niiing, mabruk mabruuuk.
    Turut berbahagia mendengar berita kehamilan njen, saling mendo'akan nggeh sayaaang... :*

    BalasHapus