Thanks for comin' here buddies, keep reading P'bee online... with love: Na' Elt-Zahra :)

Selasa, 02 Oktober 2012

My unforgettable 'Silver' 25th years old :-)

Ingat dengan cerita saya tentang kekacauan hari ulang tahun saya tahun kemarin P'bee lovah?? Saat itu saya tengah berada di Cirebon, bekerja disalah satu lembaga bahasa asing disana, tinggal bersama puluhan murid sekolah menengah pertama dan menengah atas disebuah dormitory, dan tentu saja saya masih single saat itu... :D
Sungguh keadaan yang begitu berbeda dgn saat ini. Selain saya tidak lagi tinggal di kota kelahiran saya tercinta di Cirebon, sekarang sy hanya tinggal disebuah rumah mungil diselatan Jakarta, bersama suami terkasih 'Ka Yahya', dan bayi lucu didalam rahim sy yang tengah menanti waktu kelahirannya didunia ini...
Sungguh , meski saya tidak lagi berkutat dgn anak sekolah yg masih ABG nan labil dihari ulang tahun saya kali ini, namun rasa Phobia pada tanggal 1 October itu masih saja ada. Bukan hanya saya menyadari bahwa umur saya kembali berkurang satu tahun, namun disisi lain saya ingat pada bulan Maret tanggal 26 lalu saya menjaili Ka Yahya habis-habisan tepat dihari ulang tahunnya. Sebetulnya saat itu saya mengirimkan pesan singkat kepada seluruh teman Ka yahya yg saya kenal, dan beberapa sahabat saya untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya. Namun malam itu dia merasa curiga dengan aktifitas saya mengutak-atik handphone dijam2 istirahat malam. Dia mencoba merebut handphone dari tangan saya, namun saya menghindar darinya kemudian menjauh... Perlu p'bee lovah ketahui, bahwa hal yg demikian adalah hal yang paling ka yahya benci. Apapun yg sy tutup-tutupi atau saya rahasiakan darinya pasti sukses membuatnya ngambek setengah mati, apalagi jika urusannya dgn alat komunikasi/sosial media.
  Dia kembali meminta saya menyerahkan handphone, tapi saya keukeuh menolak. Mungkin yang ada dipikirannya adalah, saya tengah berkomunikasi dengan seorang mantan kekasih atau sejenisnya :D
  Malam itu, dia melimpahkan kekesalannya dgn keluar dari kamar, duduk di teras rumah sambil merokok dengan tampang masam. Tak kuat dengan tingkah saya yg tetap sibuk ber-SMS ria, tak lama dia terlihat keluar rumah membawa sepeda motor dengan muka ditekuk, padahal saat itu jam sudah menunjukkan pukul 23:30... :D
  Saya meneleponnya berulang kali namun sama sekali tak ada jawaban darinya. Sehingga untuk mendramatisir sandiwara saya malam itu, saya mengirimkan pesan singkat berisi: "tolong segera kembali, atau aku pulang ke Cirebon malam ini naik bus". Tak lama, Ka Yahya membalas pesan saya dgn satu kalimat: "pergilah" :(
  Sekitar jam 23:50, Ka Yahya kembali. Saat itu saya sudah menyiapkan pudding susu yang saya buat sebelum dia kembali dari kantor, meletakkan beberapa pamphlet bertuliskan selamat ulang tahun ke 27 dan beberapa do'a baik untuknya, dan tentu saja berdandan seelok  mungkin untuk menyambutnya... :-)
  Saat Ka Yahya membuka pintu, saya sengaja memadamkan lampu ruang tengah dan beracting menangis sambil meringkuk di kamar. Sesaat kemudian, Ka yahya masuk kedalam kamar, menggertak saya dgn menyodorkan beberapa lembar uang ratusan ribu sambil berkata: "Ambil uang ini, aku antar kamu ke terminal lebak  bulus sekarang". Saya jawab sambil bersuara bak seorang yg sedang sesenggukan: "Kamu tega bgt sama aku Huuun??".
  Ka yahya menjawab: "Kan kamu yang mau pulang ke Cirebon, bukan aku yg minta kan?? Justru aku mau nganter kamu sampe terminal". Dari suaranya, jelas tersirat kemarahan yang ia bendung setengah mati.
  Saya melirik jarum jam, angka telah menunjukkan pukul 24:00 lebih sedikit.
  Saya meraih tangannya, kemudian mencoba memeluknya erat. Namun tubuhnya kaku, seperti tak sudi menerima dekapan yg saya daratkan. Sambil memeluk tubuhnya yg terdiam kaku, saya berucap: "Hun, malam ini aku pulang ke Cirebon naik bus, tapi sebelum kamu nganter aku ke terminal izinin aku bilang 'Happy birthday' for you Huuun..." (tak lupa sy menyalakan lampu ruang tengah yang dibeberapa sudutnya sudah saya hiasi berbagai pamphlet ucapan ulang tahun)
  Beberapa sekon dia terlihat kebingungan, dan setelah menyadari bahwa semua ini hanya sebuah drama konyol yg saya ciptakan, Ka yahya langsung membalas pelukan saya jauh lebih erat sambil menutupi mukanya yg memerah dgn tertawa menahan malu kemudian mendaratkan puluhan kecupan diwajah saya.
  Setelah itu saya menghidangkan chocolate pudding buatan sendiri dihadapannya, kemudian kami menertawakan kejadian yg barusan kami alami sambil menikmati pudding dan bersenda gurau hingga pagi menjelang... :-)
 Dan didetik-detik ulang tahun saya, jujur saya sudah bersiap menerima pembalasan yang setimpal dgn perbuatan jail saya padanya dulu. Namun sungguh diluar dugaan, Ka Yahya sepertinya melupakan hari kelahiran saya. Terbukti dengan kesibukannya hari itu yang justru membuatnya keluar rumah seharian. Tak hanya sampai disitu, kedua ponsel miliknya tak bisa dihubungi alias nonactive, entah memang lowbatt atau sengaja dipadamkan demi menghindari saya. Ka Yahya baru pulang pukul 22:00, dan sekitar jam 23:00 dia terlihat sudah terkapar ditempat tidur dengan amat pulas, padahal saat itu sudah banyak teman, sahabat dan kerabat yang mengucapkan selamat baik via social media maupun melalui ponsel saya.
  Ahhh, benar ternyata, dia melupakan salah satu hari paling bersejarah dalam hidup saya. Akhirnya sayapun menyusulnya tidur...
  Dini hari, entah mengapa saya merasakan ketidak-nyamanan ditengah tidur pulas saya. Selain mimpi buruk, saya merasa ada sesuatu yg menindih perut buncit saya. Sehingga dengan rasa malas tak tertahan, saya terpaksa membuka mata. Tak dinyana, dihadapan muka saya, Ka Yahya sedang memperhatikan setiap gerakan yg saya lakukan, dan saat saya arahkan pandangan keatas perut saya yg membuncit ternyata ada satu kotak berwarna pink disana. Ka Yahya tersenyum simpul sambil berkata: " Happy birthday Huuun, wish u always happy and hope ur dreams come true". Huwaaahhh, campur aduk rasanya saya dibuatnya. Sy hanya bisa memeluk erat tubuh Ka Yahya sambil sesekali mendaratkan kecupan di pucuk hidungnya, disertai linangan air mata haru yang tak sanggup saya bendung. Dia memohon saya segera membuka kotak berbungkus kertas kado warna pink itu, dan disana saya temukan sebuah Tablet berwarna putih yang membayangkan memilikinya saja tidak pernah terpikirkan dibenak saya.
Esok paginya, tepat dihari Senin tanggal 1 October kami menghabiskan Quality time berdua. Sore harinya merupakan jadwal saya check up bulanan ke dokter kandungan, disusul malam harinya kami memutuskan menikmati makan malam disalah satu restoran makanan sunda favorit kami. Damn, I LOVE MY OCTOBER 1st...!!! *\(^^,)/*

Senin, 17 September 2012

Kaukah itu??? (Is that you???)

Kaukah itu, yang diperjumpaan sore itu selalu terlihat menunduk dan tak kuasa mengarahkan matamu kearah bola matanya??
Kaukah itu, yang setiap pekan rela menempuh ribuan mil demi bertatap muka dengan wanita biasa seperti dirinya??
Kaukah itu, yang panik bukan main dan langsung bertolak kekotanya saat mendengarnya demam dan menganggapmu dukun yang bisa dengan sekejap menyembuhkannya??
Kaukah itu, yang mampu membuatnya terpaku padamu dan mengubah arah hatinya condong ke hatimu??
Kaukah itu, yang berani-berani mencuri kepingan hatinya, menyuntingnya, dan membawanya pergi jauh kedalam duniamu??
Kaukah itu, yang berubah menjadi anak manja sesaat setelah kehadirannya dalam hidupmu??
Kaukah itu, yang mau makan hanya jika ia yang memasakkannya untukmu??
Kaukah itu, yang bisa membuatnya menangis layaknya anak kecil hanya dengan mengacuhkannya barang sekejap??
Kaukah itu, yang membuatnya terjaga semalaman karna kau meninggalkannya bertugas keluar kota??
Kaukah itu, yang selalu membuatnya hawatir setengah mati saat hadirmu terlambat meski sejenak??
Kaukah itu, yang membuatnya bergelayut manja setelah seharian kau meninggalkannya bekerja??
Kaukah itu, yang senantiasa mengecup keningnya, mendekap serta menggenggam jemari kecilnya saat ia terlelap??
Kaukah itu, yang menenangkannya dengan mengusap lembut wajahnya dan mengoleskan untuknya lotion anti nyamuk saat ia terbangun ditengah malam??
Kaukah itu, yang begitu gemar menyandarkan kepalamu dipangkuannya??
Kaukah itu, yang kemeja lusuh bekas kerjamu seringkali ia kenakan menjelang tidurnya??
Kaukah itu, yang selalu bergidik kegelian saat nafasnya menerpa anak rambut ditengkukmu saat kalian berboncengan dibawah kerlip lampu kota??
Kaukah itu, yang takkan membuatnya jenuh merapalkan do'a-do'a indah demi masa depan dan kebahagiaan kalian??
Kaukah itu, yang sebentar lagi akan menjadi ayah dari bayi mungil yang bersemayam di rahim sucinya??
Kaukah itu, satu-satunya pria yang membuatnya yakin bahwa hanya bersamamulah sisa hidupnya akan ia habiskan??
Kaukah itu, suamiku...???
Sebab, ia-mu diriku... :)

Jumat, 14 September 2012

First step to become a good mother! :)

Dua pekan sudah saya menikmati aktifitas baru *selain merawat bayi saya didalam perut tentunya*. Dari kali pertama saya diboyong Hubby ke kota ini, aktifitas saya tidak jauh-jauh dari urusan rumah tangga seperti memasak, membersihkan rumah, atau mencuci. Sisanya ya mengerjakan hobby seperti membaca, travelling, nonton film, bersosialisasi lewat pengajian mingguan bersama ibu2 kompleks atau diskusi bersama teman2 mahasiswa tiap akhir pekan. Sesekali saya juga membantu usaha yang mulai dirintis suami saya, dengan mengerjakan hal-hal kecil seperti pembukuan atau menjadi customer service yg standby dirumah... :p
Tapi rupanya tinggal terlalu lama dirumah membuat saya sedikit jenuh, apalagi Ka Yahya juga punya segudang aktifitas diluar sehingga sering kali saya menggalau dalam kesepian saat dia pulang agak larut, hahaha :D
Sebenarnya saya tengah mengerjakan rencana yang telah lama saya impikan untuk membuka lembaga bahasa secara independen, namun sayang keluhan morning sickness yang saya rasakan membuat semuanya berantakan.
Masih ingat cerita saya tentang kegiatan saya selama merasakan mual yang teramat parah?? Yeah, semakin sering saya berada dirumah, maka semakin akut mual yang saya rasakan.
Sehingga ketika ada seorang teman yang merekomendasikan saya untuk mengirim CV ke sebuah alamat email suatu lembaga bahasa asing yang tengah membutuhkan karyawan, saya langsung mengangguk setuju.
Tak lama setelah saya mengirimkan CV, tibalah undangan interview melalui pesan singkat di ponsel saya. Hari itu saya diantar Ka Yahya dan dengan sabar ia menunggu proses pengisian biodata hingga interview usai.
Form yang berisi puluhan pertanyaan itu saya isi dengan sabar hingga memakan waktu yang cukup lama. Terlihat disamping saya juga ada seorang perempuan muda tengah mengisi form yang sama seperti yang saya kerjakan. Tapi dia terlihat begitu terburu-buru dan dalam hitungan menit, perempuan itu sudah merampungkannya (padahal saya datang duluan pemirsahhh) :D
Setelah saya selesai menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan didalam form, saya bergegas ke ruang tunggu untuk menunggu giliran interview.
Sambil duduk-duduk,saya bertanya kepada salah satu staff admin yang duduk disamping saya setelah terlihat berjalan mondar mandir dari tadi.
"yang meng-interview saya nanti itu pemilik lembaga ini yah??" "Betul mbak, beliau memang pemilik lembaga ini" wanita setengah baya itu menjawab mantap.
"Beliau lulusan mana yah bu??" tiba-tiba rasa penasaran saya memancing untuk mengajukan pertanyaan yg demikian.
"Kalau gak salah beliau lulusan salah satu Universitas di Melbourne, Australia." Mendengar jawaban dari ibu admin tersebut, saya langsung bisa menebak-nebak bahwa interviewer saya kali ini pasti sangat fasih berbahasa Inggris.
Benar saja, setelah ber'say Hallo' sang owner lembaga bahasa langsung meminta kami melanjutkannya dengan English fluently.
Dan keluarlah pertanyaan demi pertanyaan seputar pengalaman saya sebelumnya dan mengenai kesiapan saya menjalani job desk di lembaganya jika memang saya diterima nantinya.
Suami saya yang menunggu diluar sedikit bertanya-tanya karena proses interview yang memakan waktu cukup lama.
Seminggu setelah interview, saya kembali menerima pesan singkat yang berisi undangan untuk melakukan trial class. Jujur, ini kali pertama saya mengajar Bahasa Inggris anak-anak seusia Playgroup & TK.
Sebelumnya, murid termuda yang saya bimbing berusia sekitar 10th (dari kelas 4-6 SD). Saya lebih memilih murid dengan usia-usia SMA atau mahasiswa, tentu saja karena mereka lebih mudah diatur, hehehe... :p
Sedangkan di Lembaga ini, range usia muridnya dari 3 hingga 7 tahun. Ahhh, sungguh cobaan yang maha dahsyat! :D
Dua kali saya melakukan trial class, Puji Syukur si pemilik lembaga akhirnya menjatuhkan pilihan kepada saya untuk menjadi teacher sekaligus brand ambassador untuk Lembaganya.
Yang saya suka dari lembaga ini adalah, tempatnya yang teramat luas & sejuk untuk ukuran kota besar seperti Jakarta. Tak ubahnya taman rekreasi, sang pemilik juga menyediakan fasilitas out bond, swimming pool, dan taman bermain yang lengkap dengan berbagai hal yang menyenangkan untuk anak-anak.
Dan setelah hampir dua minggu saya menjalani pekerjaan ini, sepertinya saya sudah sangat menikmati kebersamaan dengan murid dan tentu saja rekan kerja yang sungguh friendly... :)
Satu hikmah yang bisa saya petik disini, I wanna be a good mother so I learn to be what I want since now by being a good teacher for children... (^^,)

Minggu, 02 September 2012

Happy 'Ied Al-Fitri 1433 H, starts the new you...






Adalah Ramadhan, 'Ied Al-Fitri, mudik, kumpul-kumpul keluarga, berlibur ke tempat-tempat menyenangkan, wisata kuliner yg memanjakan lidah, belanja atau bahkan sekedar cuci mata, dan bercinta dgn kemacetan saat arus balik tiba, yang membuat saya begitu sibuk sehingga tak ada space waktu untuk berkegiatan didunia maya. Sekedar menoleh ke situs2 social mediapun tak sempat, apalagi untuk meng-update P'bee Online, hampir tak mungkin rasanya, phew... :D
Tapi segala keseruan yang meliputi libur lebaran kemarin benar-benar menjadi sesuatu yang pertama dan tak terlupa buat saya.
Karena ini tahun pertama saya melaksanakan lebaran dengan cara yang berbeda, baik itu karena saya sudah berkeluarga (sehingga sanak saudara yg harus saya kunjungi jauh lebih banyak), juga karena saat ini saya tinggal diluar kota tepatnya diselatan jakarta... :)
Perjalanan mudik tak terlalu memakan waktu banyak, meski saat itu kemacetan mulai merangkak.
H-3 kami tiba di kampung halaman suami, dan akhirnya untuk pertama kalinya saya merasakan hari kemenangan di kampung orang, xixixi... :p
Setelah bersilaturrahmi ke seluruh anggota keluarga besar suami, sore itu masih disuasana lebaran, kami langsung bertolak ke tempat kelahiran saya, dimana orang2 rumah sudah mengirim pesan2 terror karena tak jua melihat batang hidung kami ditengah-tengah mereka...
Lelah perjuangan bergumul dengan kemacetan rasanya langsung terbayar, saat malam itu senyum mengembang keluarga menyambut kehadiran kami.
Ahhh, moment indah itu kemudian terus berlanjut hingga sepekan. Seluruh waktu yang kami punya tercurah untuk bersenda gurau bersama orang2 yang telah sekian bulan kami rindukan.
Hasrat ngidam yang belum tercapaipun langsung terpuaskan dengan melahap makanan khas yang tersebar diseluruh penjuru kota kecil berjuluk kota wali itu. Dari Nasi Jamblang, bubur sop ayam mang Kapi, rumbah soun khas Buntet pesantren, dan tentu saja masakan rumah yang rasanya tak bisa dibandingkan dengan menu manapun.
Namun sayang, rencana kami yang ingin tinggal hingga Hari raya ketupat/Syawalan* tidak sesuai harapan (*hari special yang dirayakan setiap tanggal 8 Syawal untuk memberi apresiasi kepada orang2 yang berpuasa sunnah dibulan syawal paling tidak selama 6 hari dengan membuat ketupat & lauk pauknya untuk kemudian di shodaqohkan kpd para fakir miskin & menyuguhi para tamu yg bersilaturrahmi dari desa2 sebelah).
Tanggal 6 Syawal kami sudah berpamitan kpd seluruh keluarga dan langsung kembali ke ibu kota karena ada satu dan lain hal yang harus kami, khususnya suami saya kerjakan. Arus balik yang lumayan menguras waktu dan energi kami membuat kesehatan kami drop sesaat setelah tiba. Ka Yahya bahkan sempat panas tinggi dan terserang campak dengan bercak merah yg menghiasi sekujur tubuhnya.
Tapi beberapa hari beristirahat telah mengembalikan fitalitas kami, semua pengorbanan dan resiko yang kami rasakan selama dan setelah mudik lebaran sungguh takkan membuat kami jera untuk melakukannya kembali tahun depan. Yeah, kami tak kapok menjadi salah satu dari sekian juta ummat muslim yang rela mempertaruhkan apapun demi merayakan hari kemenangan, di kampung halaman, tempat dimana kita dulu dilahirkan, dan orang2 terpenting yang bersama merekalah separuh & sisa usia akan kita habiskan...
'Ied Mubarak 1433 Hijriyah, mohon dimaafkan segala salah & hilaf manteman... ^_^

Selasa, 07 Agustus 2012

Morning sickness is killin' me :(

Sudah sebulan lebih sejak terakhir kali saya memposting tulisan di P’bee online. Waktu selama itu memang benar-benar penuh kejutan buat saya, tentu saja segala kejutan yang terkait dengan kehamilan saya yang masih di bulan-bulan muda alias trimester pertama (1-3 bulan).
Pertama kali mengetahui bahwa ada mahluk lucu yang menghuni rahim saya, saat itu sama sekali belum ada tanda-tanda serius yang saya rasakan. Paling-paling hanya perasaan cepat lelah, mudah mengantuk, dan frekuensi tidur yang bertambah. Selebihnya, normal-normal saja.
Tapi setelah usia kandungan saya sekitar 6 minggu, barulah tampak keanehan-keanehan yang terjadi pada diri saya. Jujur, sebelumnya saya sangat tidak percaya dengan fenomena 'NGIDAM'.
Saya rasa, mereka yang mengaku mual-mual, menginginkan makanan yang tak biasa, atau malah berlaku aneh hanyalah perilaku untuk mencari perhatian suaminya, atau orang disekitarnya karena keinginan untuk dimanja misalnya… :p
Tapi ternyata pikiran buruk itu justru menjadi boomerang untuk diri saya. Segala tetek bengek perilaku aneh orang ngidam itu justru saya rasakan semuanya, bahkan lebih parah dari apa yang saya perkirakan.

Morning sickness. Istilah itu sudah tidak asing ditelinga saya, bahkan jauh sebelum saya menikah. Orang yang menciptakan istilah itu pasti bukan tanpa alasan memberi nama bagi penyakit yang dirasakan hampir setiap ibu hamil tsb. Ternyata gejala morning sickness itu bukan isapan jempol, karena setiap pagi saya merasakan mual-mual yang teramat sangat, bahkan sering kali disertai dengan muntah-muntah.
Tidak hanya sampai disitu, hampir semua makanan favorit saya justru menjadi penyebab rasa mual itu kambuh, jadilah setiap hari saya harus mencari makanan apapun yang sekiranya bisa berdamai dengan bayi mungil saya didalam sana.
Saya juga tidak tahan dengan aroma-aroma bumbu dapur, bahan makanan yg tersimpan di lemari es, pembersih lantai, shampoo, hand soap, bahkan perfume yang biasa saya gunakan. Saya juga bisa mual setengah mati saat mencium aroma wangi suami saya sesaat setelah dia mandi. Ahhh, hampir semua bagian yang terdapat didalam rumah rasanya membuat saya mual. Walhasil, saya harus mengenakan masker didalam rumah saya sendiri, dan membuka pintu selebar-lebarnya agar udara luar bisa masuk leluasa.
Sehingga untuk mengatasinya adalah: keluar rumah selama yang saya bisa. Beruntung jika hari itu Ka Yahya sedang libur, dia bisa membawa saya pergi keluar rumah sampai sore bahkan malam tiba. Sialnya saat saya harus sendirian di rumah karena Ka Yahya pergi ke kantor atau ada urusan diluar, saya harus mengatasi rasa mual itu sendirian. Maka yang saya lakukan setiap pagi adalah: keluar rumah selama yang saya bisa sampai Ka Yahya kembali.
Tadinya saya menghabiskan waktu ditempat makan, tapi duduk terlalu lama disana membuat saya tidak enak hati juga kpd pemilik warung makan. Setelah berpikir keras, rasanya tak ada tempat senyaman dan sedamai Masjid. Ya, setelah makan saya duduk-duduk di masjid yang letaknya cukup jauh dari rumah sampai Ka Yahya datang menjemput. Untuk menunggu waktu Dzuhur & Ashar tiba, biasanya saya membaca buku, majalah, atau Al-Qur’an, atau sesekali saya ngemil sambil menonton anak-anak bermain baseball di halaman masjid. Ya, saya membawa majalah/buku bacaan dan berbagai camilan sebagai bekal… :D
Selama lebih dari satu bulan itu juga saya menghindari dapur. Untuk menginjak lantai dapur saja rasanya perut ini tak mau kompromi, apalagi untuk memasak berbagai menu masakan seperti biasa. Ka Yahyalah yang jadi korban, ia harus rela makan diluar selama keluhan morning sickness saya belum mereda (padahal dia anti makan makanan luar). Sesekali dia menitipkan saya dirumah sahabatnya saat saya mual parah, tetapi dia harus berangkat kerja, baru sore harinya dia menjemput saya sepulangnya dari kantor.

Begitu seterusnya hari-hari saya bulan lalu.

Keajaiban tiba justru dibulan Ramadhan. Tadinya saya sangat sedih, membayangkan harus menjalani bulan penuh Maghfirah ini dengan mual-mual dan harus membeli setiap makanan buka sahur diluar.
Tapi dengan izin Allah, saya mulai bisa memasak dan mulai terbiasa dengan aroma-aroma bumbu, pembersih lantai, deodorant Ka Yahya, dan beberapa aroma yang ada dirumah.
Hanya ada sedikit hal yang masih saya hindari aromanya. Mengganti beberapa item seperti shampoo & sabun cair dengan merk lain cukup membantu saya dalam mengatasi mual-mual tak terduga.
Hingga detik ini, diusia kehamilan saya yang sudah hampir berumur 3,5 bulan, rasa mual itu memang kadang datang menyapa, tapi saya sangat bersyukur karena tidak mengganggu kekhusyukan saya dalam beribadah di bulan suci ini. Semoga menjalani bulan Ramadhan dalam keadaan hamil muda memberikan berkah tersendiri bagi diri saya dan janin diperut saya, sehingga menjadikan anak kami kelak menjadi manusia yang shalih, bermanfaat untuk keluarga, negara, dan agamanya, Amiiin yaa Mujiibassaailiiin… :’)
J-co donut favorit sayapun menjadi musuh bebuyutan, bahkan hanya dengan mencium aromanya, bisa membuat saya mual akut :(

Senin, 18 Juni 2012

My first 'amazing' PREGNANCY

June 4th 2012. Sudah lima bulan lebih sepuluh hari saya hidup bersama Ka Yahya, suami saya. Setiap detik, menit, jam, hari, bulan bahkan setiap waktu rasanya jauh lebih berarti bersamanya. Bukan berarti kehidupan single saya dulu tidak berarti yah P’bee lovah, hehehe… Hanya saja setelah saya menjadi makmum bagi suami saya, sepertinya tujuan hidup benar2 lebih terarah.
Jika dianalogikan, seperti berpuluh tahun saya hidup diatas rakit yang terombang-ambingkan ombak disamudera, kemudian tiba-tiba datang seorang pelaut yang mengulurkan tangan kekarnya untuk kemudian memboyong saya berlayar menggunakan kapal pesiar dengan ia sebagai nahkodanya. Tak lagi bergerak tak tentu arah terbawa kemanapun angin dan gelombang pasang menghantam rakit tanpa ampun hingga mungkin saja marabahaya tiba tak bisa dikira…
Namun berlayar berdua diatas megahnya kapal pesiar dengan banyaknya ruang kosong yang tak terjamah membuat kami merasa perlu ada awak lain yang menghuninya. Kami merasa merindukan kehadiran buah cinta yang tentunya akan menyempurnakan kebahagiaan kami berdua.
Berkali-kali saya terlalu berharap, berkali juga saya merasa kecewa karena tanda kehadirannya masih belum nampak. Bahkan alat yang ‘katanya’ mampu memprediksi secara akurat kedatangan buah cinta kamipun sudah beberapa kali saya gunakan, namun hasilnya jauh dari harapan.
Hingga pada hari itu, tanggal 4 Juni 2012 siklus alami yang biasa saya dapatkan diawal bulan tidak kunjung datang. Tentu saja saya memproklamirkannya kepada imam saya, Ka Yahya. Tapi reaksinya diluar perkiraan saya, dia amat sangat datar menanggapinya. Bukan karena dia tidak bahagia mendengarnya, namun lagi2 dia tak ingin terlampau berharap dan berakhir dengan kekecewaan.

June 7th 2012. Hampir sepekan saya ketar-ketir karena siklus alami saya sebagai wanita belum juga datang. Dan sungguh saya tak lagi mampu menahan rasa penasaran saya. Pagi itu tanpa sepengetahuan Ka Yahya, saya kembali menggunakan alat uji kehamilan yang konon katanya 99,9% akurat.
Namun entah karena saya salah menggunakannya atau memang benar adanya, saya kembali murung melihat hasilnya. Yang tampak hanya ada satu garis merah menyala, yang berarti saya dinyatakan tidak mengalami kehamilan alias negative. Saya tidak berani memberikan laporan apa-apa terkait dengan kenyataan itu, hanya saja saya berkata kepada suami bahwa jika dalam sepekan saya tidak juga ‘M’ maka ia harus tetap mengantar saya ke dokter untuk memastikan masalah apa gerangan yang membuat siklus bulanan saya berantakan.

June 10th 2012. Sepekan lebih saya mengalami keterlambatan. Demi rasa penasaran yang kembali bergelora dalam diri saya, sepulang belanja saya mampir ke mini market terdekat untuk ‘lagi-lagi’ membeli test pack. Besok paginya saya baru menggunakannya, karena pagi hari adalah saat yang paling tepat untuk melakukan tes urine. Setelah beberapa menit, rupanya alat tersebut tetap keukeuh memperlihatkan satu garis merah pekat. Ahhh, kali ini saya memberanikan diri untuk mengatakan yang sebenarnya pada Ka Yahya.
Namun sesaat sebelum saya menghampirinya, garis merah pada benda kecil itu terlihat mengalami sedikit perubahan. Ada satu garis tipis berwarna pink disamping garis merah pekat itu, bahkan nyaris tak terlihat. Setelah melaporkannya pada Ka Yahya, ia tersenyum dan kembali berkata: “jangan terlalu berharap dulu sayang, biar kamu ngga kecewa”.
Ingat pada janjinya, ia tetap membawa saya ke dokter kandungan pada malam harinya. RS ibu & anak Hermina menjadi pilihannya. Disana kami disambut customer service dengan beberapa pertanyaan dan mengisi sejumlah formulir untuk kemudian dibuatkan member card. Setelah seluruh urusan registrasi usai, berat badan, tinggi badan, dan tekanan darah saya dicek. Beruntung kami masih bisa dilayani mengingat larutnya waktu kehadiran kami di rumahsakit tersebut, mungkin kami merupakan pasien terakhir saat itu.
Hampir enam puluh menit kami habiskan waktu diruang tunggu, akhirnya nama Ratna Dewi Fatimah Zahra terdengar juga dari mulut sang asisten dokter berjilbab putih itu. Dengan penuh kecemasan saya ditemani Ka Yahya melangkahkan kaki kedalam ruangan dokter yang sejuk akibat pendingin ruangan yang suhunya diatur sedemikian rupa.
Setelah mengungkapkan maksud dan tujuan saya memeriksakan diri, dengan sangat ramah dokter cantik berumur tigapuluhan awal itu langsung menuntun saya ke tempat tidur berukuran satu orang untuk di USG. Setahu saya, USG hanya dilakukan untuk mengetahui keadaan janin diusia kandungan yang telah matang berikut mencari tahu jenis kelamin bayi, ternyata untuk memeriksa kehamilan juga digunakan alat yang sama. Saya tak mengerti saat monitor disamping saya menyala dengan gambar yang abstrak itu bergerak-gerak. Dokter hanya berkata bahwa kantung rahim saya terlihat sudah mengalami penebalan.
Selesai di USG, saya masih belum mengerti dengan hasilnya. Dokter akhirnya menerangkan bahwa usia kehamilan yang masih sangat muda itu tidak akan menampakkan embrio karena baru terjadinya proses ovulasi. Namun keadaan rahim saya yang sudah menebal mengindikasikan bahwa rahim saya telah siap ditempati embrio, dan itu berarti usia kandungan saya saat itu kemungkinan sudah empat minggu.
Entah bagaimana cara saya mengekspresikan kebahagiaan yang begitu membuncah saat itu, saya hanya menatap mata Ka Yahya dengan hati yang senantiasa berdzikir mengucap syukur kepada Allah ‘Azza wajalla.
Dan malam itu, kami terlelap dengan jemari Ka yahya yang tak lepas sedikitpun dari atas perut saya yang terlihat mulai membuncit. Welcome to the the world babe, we love you sooo much… :’)

the member card

some vitamins for my 'lil baby inside :)

Jumat, 15 Juni 2012

Our love becomes 'Miracle' :')

Selamat pagi, wahai mahluk indah penghuni sempit dan pengapnya rahimku...
Tak mudah gambarkan betapa kau tengah membawa samudera bahagia serta mata air harapan...
Bahwa hadirmu sungguh sebuah imaji terelok yang bahkan tak sanggup kuungkap...
Bahwa do'a ditengah khusyu' sujudku senantiasa berujung pada permohonan mendamba keberadaanmu...
Bahwa kau adalah titisan hati kami yang melebur membentuk maha karya Tuhan dimana harumnya semerbak memenuhi rongga dada jauh sebelum tangismu pecah...
Sayang... Biarkan Bunda menggemakan suka cita
Puji syukur tak terbantahkan ingin Bunda sampaikan pada penguasa semesta nan Esa...
Ia-lah yang meniupkan kesejukan melaluimu, setelah kemarau hati kami melanda...
Tumbuhlah atas nama cinta dengan buaian kasih jemari kami hingga saat itu tiba...
Saat dimana teriakan merdumu memanja telinga, mengobati lelah perjuangan sembilan bulan yang kami rasa...
Ummu & baba sayangimu... :')